Buku Tamu [hide]

Hamba Perwira Yang Sakit

Lukas 7:1-10

Setelah kita membaca cerita tadi, bagian mana yang menarik menurut kalian? Seorang perwira yang peduli sama pembantunya yang sakit.
Ada yang tahu perwira itu seperti apa? Abdi Negara. Seperti tentara dan polisi.
Perwira ini bingung bagaimana caranya supaya pembantunya cepat sembuh. Ada yang punya pembantu di rumah?
Yang suka masak di rumah siapa? Pasti mamanya. Terus kalau mama sakit, siapa yang masak di rumah? Ada yang tahu masak? Ada. Masak apa? Masak indomie, masak air, dll.
Mulai sekarang yang tidak tahu masak, belajar sama mamanya. Supaya besok-besok kalau mama sakit, kalian yang ganti mama di dapur. Kalau bisa setiap hari. Kalian kan sudah besar, jadi harus bisa urus diri sendiri.
Jangan jadikan mama seperti pembantu. Sedikit-sedikit, “Mama, saya mau makan!” “Mama, mana bajuku!” “Mama, mana ini? Mana itu?”
Kalau memang sudah besar, harus mandiri. Jadi kalau mama sakit harus apa? Di doakan!
Seperti perwira tadi, saat pembantunya sakit dia bingung. Bukan karena tidak ada yang masak. Dia punya banyak pembantu. Tapi dia kasihan melihat pembantunya terbaring sakit. Oleh karena itu, ketika mendengar Yesus datang ke kotanya, dia menyuruh orang memanggil Yesus untuk mampir di rumahnya.
Tapi ketika Yesus sedang menuju ke rumahnya, si perwira ini bilang lagi sama orang suruhannya untuk bilang pada Yesus untuk tidak usah datang ke rumahnya. Lho, kenapa? Ternyata perwira ini malu. Dia sadar kalau dia orang berdosa dan merasa tidak layak (ayat 7) katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sepatah kata itu apa? Doa. Perwira ini Cuma minta agar di doakan dai ayat ke 10 bilang… (minta salah seorang anak membacakan kembali)
Jadi di saat sakit, hal pertama yang bisa kita lakukan apa? Update status? Tentu berdoa yaa adek-adek.
Doa itu nafas kehidupan orang percaya. Doa orang benar jika di doakan dengan sungguh-sungguh besar kuasanya. 
Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar